
Hujan dan Pertemuan Terakhir
Dengan segenap rasa gusar yang memenuhi tatapan yang mulai pudar
aku mulai memesan coklat panas favorit ku, dan coklat dingin favorit mu
di meja yang sering kita pakai untuk mendengarkan setiap keluh kesah mu, aku menunggu
decit kursi dan suara pelayan yang nyaring masih terekam jelas dalam memori otak ku
hari itu sedang hujan, dan seperti biasa aku datang lebih dulu sambil menunggu hadir mu
entah apa lagi yang akan kau cerita kan , mungkin tentang lelaki mu itu lagi dan lagi
tenang, aku tak bosan mendengar mu , saran dan nasihat terbaik selalu coba ku berikan
meski berbulan bulan, ber tahun tahun, cerita mu masih tetap sama , “dia, itu seperti ini, dia itu seperti itu”
di tengah lamunan ku bersama buku catatan kecil yang selalu ku bawa
suara tawa dan langkah kaki itu menyadarkan ku
“hei sudah lama” .. kata mu, selalu kusambut dengan senyum dan menyodorkan minuman favorit mu, dan kau pun mulai bercerita
rona wajah mu sedikit berbeda hari ini , ada sedikit air di ujung mata mu yang kau tahan agar tak jatuh
aku selalu bilang, ceritakan saja, paling tidak itu bisa membuat mu sedikit lebih lega
“Aku di lamar” kata mu kepada ku, aku tersenyum bahagia, meski ada cerita panjang di balik itu
Lalu air mata mu menetes, dan kau mulai bercerita tentang keluarga mu dan masalah di balik itu semua, dan tak akan ku ceritakan jua pada siapa pun
hufft aku menghela nafas dan mulai menenangkan dirimu,
“sabar” kata ku, kamu pasti bisa menjelas kan semua, itu kurang lebih nya
sedikit demi sedikit senyum mu kembali merekah,
dan kau pun pun mulai menceritakan segala macam persiapan hari bahagia mu itu, aku ikut tersenyum, dalam hati ku berkata, akhir nya hari ini tiba
di balik semua itu ??
jika di tanya apa aku aku menyukaimu, aku jawab iya
tapi aku urung kan dalam diam, sejak pertama kali aku mengenal mu dan bertemu,
aku sudah berusaha membatasai diriku, dengan segala macam cerita dan senyum mu
Setidak nya dengan menjadi teman bicara mu aku bisa menenangkan gundah mu,
dan aku tak merasa kesepian , setidak nya aku punya teman yang mau berbincang dengan ku,
yang aku sedih kan waktu itu bukan kepergian mu, tapi kembali nya diriku kedalam ruang senyap yang di sebut sepi
aku emang tak punya banyak teman , dan aku harus kembali lagi menghabiskan luang ku dengan dunia maya dan problematika sosial media
tapi sudah lah , aku sudah lega, … jujur aku memang pernah mencintai mu , tapi membuat dan melihat mu bahagia aku rasa lelbih mulia dari sekedar rasa cinta.
maaf di hari pernikahan mu yang tepat terjadi minggu lalu , aku tak bisa hadir. bukan tak mau ..
ada menyibukan diri mengejar cita cita ku, yang akhir nya menharuskan ku mengurungkan kehadiran ku
yang jelas aku ikut bahagia ….
saat ini aku coba ikuti selalu kata semangat dari mu, “jangan pernah berhenti untuk berguna bagi semua
aku yakin , benih yang kau tanam baik, pasti akan di pertemukan dengan hasil yang baik.” kata mu.
terima kasih, tenang saja aku tak akan berubah.
aku akan tetap semangat melanjut kan apa yang tersisa