
Aku benci melihat mu menua !!
Ku buka lembar demi lembar album foto hitam putih yang sudah kusam itu
larik demi larik warna dalam kertas menggambarkan senyum manis dari gadis lucu yang melahirkan ku ke dunia ini
senyuman manis dengan wajah innocent dalam foto itu, yang sampai saat ini tetap cantik ku lihat meski sudah banyak berubah
garis waktu terus terulur, tak terasa paras itu mulai luntur di hampiri keriput demi keriput usia senja yang kian hari kian nyata
pada mu ibu aku mencinta, pada mu ibu aku bercerita, pada mu ibu yang membantu ku tumbuh sampai sebesar ini
kini usia mu sudah tak muda lagi, aku pun sedih sampai saat ini aku belum bisa berbakti sepenuh hati
di balik detik demi detik yang aku lalui malam ini, aku kecewa, aku marah , aku gusar, pada diriku sendiri
aku adalah putra mu yang kadang membuat mu marah
aku adalah putra mu yang kadang membuat gelisah
aku adalah putra mu yang pernah membuat mu menangis
aku benci melihat mu menua , di tengah tingkah ku yang belum juga dewasa
aku benci melihat mu menua, bersama dengan ku yang belum juga membuat mu bahagia
Maaf dan terima kasih ibu,
Maaf perjuanganku belum seperti yang engkau mau, dan terima kasih atas doa keringat dan tangis mu untuk ku
Seperti salah satu sajak penulis favorit ku
“Kau beri segala nya , ku ambil semua nya
kau tetpa berkorban, Meski ku melawan
Ku tanya kenapa kau rela terluka, Kata mu aku segala nya
Ku yang terus berdosa, kau yang terus berdoa
Terima kasih ibu Maafkan aku
Kini giliran aku menjaga dirimu, Hingga habis waktu”